Artikel ini saya tulis dan salin dari karya tulis saya saat kelas 12 SMA. Sumber berasal dari terjun langsung ke Objek Wisata Gunung Merapi dan juga dari berbagai blog dan situs-situs di internet.
PERUBAHAN SOSIAL TERHADAP PENDUDUK SEKITAR GUNUNG MERAPI PASCA ERUPSI
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman alam dan hayati. Alam yang luas dan sumber daya yang kaya membuat Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang indah, salah satunya Gunung Merapi. Tempat wisata ini terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Sisi-sisi Gunung Merapi menempati wilayah yang berbeda, dengan lereng sisi selatan berada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, sisi barat berada di Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Setelah erupsi tahun 2006, kawasan Gunung Merapi semakin terkenal dan menjadi salah satu objek wisata di daerahnya.
Bencana erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada 26 Oktober 2010 adalah bencana terdahsyat sepanjang 10 tahun terakhir. Dampak yang ditimbulkan mengakibatkan banyaknya infrastruktur rusak dan bahkan korban jiwa berjatuhan. Hal tersebut merugikan banyak orang terutama mereka yang berada tidak jauh dari lereng Merapi.
Pasca erupsi Gunung Merapi ini banyak menimbulkan berbagai dampak, baik dampak positif maupun negatif yang memicu perubahan sosial. Adapun dampak negatif dari erupsi Gunung Merapi di antaranya ialah membuat penduduk yang tinggal di sekitar Gunung Merapi harus kehilangan lapangan pekerjaan, rumah tempat tinggal, dan perlengkapan hidup lainnya.
Dampak positif akibat erupsi Gunung Merapi yaitu adanya batu dan pasir dari erupsi Gunung Merapi yang dimanfaatkan oleh penduduk sebagai bahan bangunan atau untuk dijual. Dampak positif lain yaitu di daerah kawasan lereng Gunung Merapi yang dijadikan objek wisata sehingga menimbulkan perubahan sosial yang terjadi terhadap penduduk kawasan lereng Gunung Merapi.
B. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta.
C. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada hari Jumat tanggal 15 Maret 2013 pukul 07.00 sampai dengan selesai.
D. Perubahan Sosial
Erupsi Gunung Merapi ini banyak menimbulkan berbagai dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif yang memicu perubahan sosial. Di bawah ini saya akan menjelaskan lebih dalam dampak positif dan negatif apa yang berpengaruh pada perubahan sosial penduduk sekitar Gunung Merapi:
a. Dampak Negatif
Adapun dampak negatif dari erupsi Merapi ini di antaranya ialah membuat penduduk yang tinggal di sekitar Merapi harus kehilangan lapangan pekerjaan, rumah tempat tinggal, dan perlengkapan hidup lainnya. Rumah beserta barang-barangnya rata dengan tanah akibat terjamah awan panas Merapi.
Korban erupsi Merapi tidak hanya mengalami kerugian berupa material saja tetapi banyak di antara mereka yang merasa sedih bahkan tertekan akibat harus kehilangan orang-orang yang disayanginya karena meninggal akibat terkena awan panas. Selain itu banyak anak-anak yang harus ketinggalan mata pelajaran karena sekolah diliburkan.
Dampak lain dari erupsi Merapi pada bulan Oktober tahun lalu menyebabkan sejumlah warga kehilangan ternak dan pekerjaan sehari-hari. Untuk saat ini, pemerintah sudah menyediakan hunian sementara bagi para korban erupsi Merapi, pemerintah juga telah mengganti hewan-hewan ternak warga lereng Gunung Merapi yang hilang atau mati saat erupsi Merapi terjadi.
b. Dampak Positif
Dampak positif akibat erupsi Gunung Merapi yaitu adanya batu dan pasir dari erupsi Gunung Merapi yang dapat dimanfaatkan oleh warga sebagai bahan bangunan atau untuk dijual. Hal ini menyebabkan perubahan sosial dimana warga yang dahulunya bekerja sebagai petani kini mereka harus menjadi penambang pasir.
Dampak positif lain yaitu daerah kawasan lereng Merapi dijadikan objek wisata dan telah diresmikan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman. Sehingga menimbulkan perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat kawasan lereng Merapi yang berlangsung dengan cepat, karena setelah bencana erupsi Merapi masyarakat harus segera menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan baru yang merubah tatanan kehidupan masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi dengan cepat, menyebabkan sebuah kebingungan dan menimbulkan suatu kejutan kebudayaan atau cultural shock bagi masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi pada kehidupan sosial masyarakat kawasan lereng Merapi antara lain, perubahan pada pola interaksinya, perubahan mata pencaharian dan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, dan organisasi-organisasi sosial.
Daerah lereng Merapi banyak dikunjungi oleh wisatawan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Banyaknya wisatawan tersebut yang mengunjungi objek wisata lereng Merapi memberi pengaruh pada perubahan sosial dan budaya masyarakat. Penduduk lereng Merapi yang dalam kesehariannya menggunakan Bahasa Jawa, berubah menggunakan Bahasa Indonesia dalam menawarkan barang dagangannya kepada wisatawan atau sekedar berkomunikasi kepada setiap pengunjung. Kosakata Bahasa Indonesia yang digunakan penduduk lereng Merapi sangat terbatas dan dalam kesehariannya tetap menggunakan bahasa sehari-hari. Dibukanya objek wisata lereng Merapi juga membuat akses jalan di kawasan lereng Merapi menjadi lebih bagus.
Perubahan juga terjadi pada pola pemukiman warga daerah lereng pegunungan yang umumnya berpencar dan tidak teratur, pola pemukiman di lereng Merapi saat ini menjadi lebih teratur dan saling berdekatan karena menjadi kawasan wisata lereng Merapi. Setelah adanya bencana erupsi Merapi yang mengharuskan mereka berkumpul dalam satu area pemukiman yang telah dibuat oleh pemerintah maupun LSM yang memberi bantuan berupa tempat tinggal sementara, merubah pola pemukiman penduduk yang berimbas pada pola interaksinya. Pada saat memiliki nasib yang sama yaitu sedang menghadapi suatu masalah yang sama dan harus mencari jalan keluar bersama, maka rasa solidaritas dalam kelompok penduduk dari berbagai desa di lereng Gunung Merapi yang mengungsi meningkat.
a. Dampak Negatif
Adapun dampak negatif dari erupsi Merapi ini di antaranya ialah membuat penduduk yang tinggal di sekitar Merapi harus kehilangan lapangan pekerjaan, rumah tempat tinggal, dan perlengkapan hidup lainnya. Rumah beserta barang-barangnya rata dengan tanah akibat terjamah awan panas Merapi.
Korban erupsi Merapi tidak hanya mengalami kerugian berupa material saja tetapi banyak di antara mereka yang merasa sedih bahkan tertekan akibat harus kehilangan orang-orang yang disayanginya karena meninggal akibat terkena awan panas. Selain itu banyak anak-anak yang harus ketinggalan mata pelajaran karena sekolah diliburkan.
Dampak lain dari erupsi Merapi pada bulan Oktober tahun lalu menyebabkan sejumlah warga kehilangan ternak dan pekerjaan sehari-hari. Untuk saat ini, pemerintah sudah menyediakan hunian sementara bagi para korban erupsi Merapi, pemerintah juga telah mengganti hewan-hewan ternak warga lereng Gunung Merapi yang hilang atau mati saat erupsi Merapi terjadi.
b. Dampak Positif
Dampak positif akibat erupsi Gunung Merapi yaitu adanya batu dan pasir dari erupsi Gunung Merapi yang dapat dimanfaatkan oleh warga sebagai bahan bangunan atau untuk dijual. Hal ini menyebabkan perubahan sosial dimana warga yang dahulunya bekerja sebagai petani kini mereka harus menjadi penambang pasir.
Dampak positif lain yaitu daerah kawasan lereng Merapi dijadikan objek wisata dan telah diresmikan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman. Sehingga menimbulkan perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat kawasan lereng Merapi yang berlangsung dengan cepat, karena setelah bencana erupsi Merapi masyarakat harus segera menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan baru yang merubah tatanan kehidupan masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi dengan cepat, menyebabkan sebuah kebingungan dan menimbulkan suatu kejutan kebudayaan atau cultural shock bagi masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi pada kehidupan sosial masyarakat kawasan lereng Merapi antara lain, perubahan pada pola interaksinya, perubahan mata pencaharian dan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, dan organisasi-organisasi sosial.
Daerah lereng Merapi banyak dikunjungi oleh wisatawan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Banyaknya wisatawan tersebut yang mengunjungi objek wisata lereng Merapi memberi pengaruh pada perubahan sosial dan budaya masyarakat. Penduduk lereng Merapi yang dalam kesehariannya menggunakan Bahasa Jawa, berubah menggunakan Bahasa Indonesia dalam menawarkan barang dagangannya kepada wisatawan atau sekedar berkomunikasi kepada setiap pengunjung. Kosakata Bahasa Indonesia yang digunakan penduduk lereng Merapi sangat terbatas dan dalam kesehariannya tetap menggunakan bahasa sehari-hari. Dibukanya objek wisata lereng Merapi juga membuat akses jalan di kawasan lereng Merapi menjadi lebih bagus.
Perubahan juga terjadi pada pola pemukiman warga daerah lereng pegunungan yang umumnya berpencar dan tidak teratur, pola pemukiman di lereng Merapi saat ini menjadi lebih teratur dan saling berdekatan karena menjadi kawasan wisata lereng Merapi. Setelah adanya bencana erupsi Merapi yang mengharuskan mereka berkumpul dalam satu area pemukiman yang telah dibuat oleh pemerintah maupun LSM yang memberi bantuan berupa tempat tinggal sementara, merubah pola pemukiman penduduk yang berimbas pada pola interaksinya. Pada saat memiliki nasib yang sama yaitu sedang menghadapi suatu masalah yang sama dan harus mencari jalan keluar bersama, maka rasa solidaritas dalam kelompok penduduk dari berbagai desa di lereng Gunung Merapi yang mengungsi meningkat.
hhhha dari mana nih jadi terharu udah lama gak pulang kampung. bagus ini
BalasHapus